Pengkajian Status Mental Lansia
Populasi penduduk lanjut usia (
lansia ) di Indonesia saat ini khususnya yang berusia diatas 60 tahun mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Pada tahun 2005 – 2010 diperkirakan jumlah
lansia adalah 8,5 % dari jumlah seluruh penduduk Indonesia atau sekitar 19 juta
jiwa. Kondisi tersebut akan menimbulkan berbagai perubahan pada masalah
kesehatan baik fisik maupun mental pada populasi ini.
Golongan lansia dapat mengalami berbagai gangguan mental
seperti pada kelompok usia yang lebih muda. Untuk mengidentifikasi masalah
mental yang muncul pada lansia perlu dilakukan pengkajian. Pengkajian
keperawatan merupakan tahap awal yang menentukan langkah berikutnya untuk
menentukan diagnosa keperawatan dan perencanaan.
Pengkajian keperawatan pada klien
psikogeriatri merupakan proses yang komplek. Pengaruh aspek biologik,
psikologik, dan sosiokultural akibat proses penuaan menyebabkan kesulitan dalam
mengidentifikasi masalah yang muncul.Pengkajian status mental merupakan
pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data tentang fungsi psikososial.
Pengkajian ini meliputi : Penampilan
umum klien,kesadaran, Fungsi afektif, Karakteristik bicara, orientasi,
perhatian dan konsentrasi, penilaian, memori, persepsi , serta isi dan proses
pikir.Pengkajian ini bertujuan untuk menentukan pikiran – pikiran dan proses
mental yang mempengaruhi pada pencapaian tingkat optimal dari fungsi
lansia.Pengkajian ini terintegrasi dalam wawancara dan pemeriksaan fisik.
II. TINJAUAN TEORI
PENAMPILAN
UMUM
Penampilan umum dapat memberikan
gambaran mengenai fungsi psikologik. Penampilan umum meliputi : Penampilan
fisik, koordinasi gerakan, ekspresi muka dan postur tubuh.Penampilan fisik
meliputi : cara berpakaian, cara berdandan, perawatan dan kebersihan diri.
Observasi yang dapat dilakukan untuk
mengkaji penampilan umum :
- Apakah penampilan fisik klien menandakan adanya gangguan fungsi psikologik ?
- Apakah gaya berjalan, postur tubuh dan ekspresi muka menandakan adanya gangguan psikologik ?
- Apakah ada tanda – tanda tardive dyskineksia atau efek yang kurang baik akibat medikasi ?
Tabel 1 Penampilan umum berhubungan
dengan fungsi psikologik
TANDA
|
KETERANGAN
|
Penampilan fisik
|
Penampilan fisik : pakaian compang
– camping, tidak rapi, kau badan tidak sedap dapat dihubungkan dengan adanya
depresi, tetapi perlu dikaji faktor lain seperti : adanya inkontinensia,
kemampuan kognitif, kondisi keuangan, gangguan pengelihatan/ penciuman, dan
kemampuan melakukan perawatan diri.
|
Postur tubuh
|
Postur tubuh yang bukuk dapat
menandakan adanya depresi
|
Koordinasi gerak : gaya berjalan
|
Gaya berjalan yang tidak
terkoordinasi atau tardive dyskineksia dapat diakibatkan oleh efek pengobatan
psikotropika
Gaya berjalan dengan lambaian
tangan seolah – olah tubuh lemah dengan kepala ditekuk dapat menandakan
adanya depresi dan menarik diri.
|
Ekspresi muka
|
Ekspresi muka dengan kontak mata
ynag kurang dapat menandakan adanya depresi.
|
KESADARAN
Kesadaran adalah kemampuan individu
untuk mengadakan hubungan dengan lingkungannya serta dengan diri sendiri (
melalui panca indra ). Bila kesadaran baik ( tidak menurun ) maka kemampuan
orientasi seperti waktu, tempat dan orang akan baik serta dapat mengolah
informasi yang masuk secara efektif ( melalui daya ingat dan pertimbangan ).
Dalam menilai tingkat kesadaran perlu dipertimbangkan :
- Pengaruh medikasi
- Gangguan afektif
- Kondisi patologik
Tabel 2 Beberapa tingkatan penurunan
kesadaran
Tingkat
kesadaran
|
KETERANGAN
|
Apati
|
Keadaan mengantuk dan acuh tak
acuh terhadap rangsang yang masuk, diperlukan rangsang yang lebih keras dari
biasanya untuk menarik perhatiannya.
|
Somnolen
|
Keadaan sangat mengantuk,
diperlukan rangsang yang lebih keras dari biasanya untuk menarik
perhatiannya.
|
Sopor
|
Hanya bereaksi dengan rangsang
yang keras , ingatan , orientasi dan pertimbangan sudah hilang
|
Koma
|
Tidak ada lagi respon terhadap
rangsang yang keras sekalipun.
|
Observasi yang dapat dilakukan untuk
mengkaji tingkat kesadaran :
- Apakah tingkat kesadaran klien saat ini ?
- Apakah ada fluktuasi pada tingkat kesadaran klien . Jika ada apakah ada pola tertentu ?
- Apakah ada faktor fisik yang mempengaruhi tingkat kesadaran, misal : pengaruh medikasi, kondisi patologik, dan gangguan afektif ?
- Apakah ada faktor psikososial yang mempengaruhi tingkat kesadaran misal : cemas, depresi, atau gangguan tidur ?
FUNGSI
AFEKTIF
Hal - hal yang perlu diperhatikan
dalam mengkaji fungsi afektif pada lansia yaitu :
- Penting untuk mengkaji arti dari suatu kejadian bagi lansia dengan mengkaji kedalaman dan lamanya afek yang ditampilkan
- Ekspresi emosi dipengaruhi oleh budaya dan karakteristik personal
- Pada lansia biasanya tidak mengekspresikan perasaannya secara langsung/ verbal. Oleh karena iti penting untuk mengobservasi adanya reaksi tidak langsung/ non verbal dari lansia.
- Penting untuk menggunakan istilah – istilah yang dapat diterima oleh lansia pada saat wawancara dengan berfokus pada perasaan yang dirasakan oleh lansia. Dapat diawali dengan menggunakan open ended question misalnya : bagaimana kabarnya hari ini ?
Tabel 3 Temuan – temuan pada Fungsi
afektif
AFEK
|
KETERANGAN
|
Afek tidak serasi
|
Respon emosional yang tidak sesuai
dengan pikiran, pembicaraan
|
Afek tumpul
|
Respon emosional yang sangat
kurang
|
Afek ambivalen
|
Dua jenis perasaan yang berlawanan
terhadap suatu objek yang timbul pada saat yang bersamaan
|
Euforia
|
Kegembiraan berlebihan tidak
sesuai dengan realitas
|
Depresi
|
Perasaan sedih, murung, susah.
depresi sering disertai dengan gejala somatik : pusing, konstipasi, nyeri
perut, nyeri otot, nafsu makan berkurang dan insomnia.
|
Anxietas
|
Kecemasan, kekawatiran, was – was,
takut. Sering disertai dengan gejala somatik : ketegangan motorik ( gemetar,
tegang, nyeri otot, mudah kaget, gelisah ) dan hiperaktivitas saraf otonomik
( berkeringat , telapak tangan lembab, jantung berdebar cepat, mulut kering,
pusing, kesemutan, rasa mual, sering kencing, dan rasa tidak enak di ulu hati
)
|
Observasi yang dapat dilakukan untuk
mengkaji fungsi afektif :
- Bagaimana perasaan klien saat ini ?
- Apakah indikator yang menggambarkan mood/ rasa cemas / depresi pada klien ?
- Apakah ada faktor –faktor dibawah ini yang mengakibatkan cemas pada klien seperti : kondisi patologik, pengobatan atau intervensi yang berpengaruh pada sistem saraf pusat ?
- Cara yang dilakukan oleh klien untuk mengatasi perasaannya yang tidak seperti biasanya ?
- Apakah ada hal yang ingin didiskusikan mengenai perasaaan klien ?
Gangguan fungsi afektif pada lansia
yang sering terjadi adalah depresi. The Geriatric Depresion scale ( GDS )
adalah pengukurang yang valid dan reliabel untuk menentukan adanya depresi.
Pemakaian GDS dapat memudahkan klien mengungkapkan sikap dan perasaan yang
sulit diutarakan yang sebetulnya berkaitan dengan depresi.
Tabel 4 The Geriatric Depresion
scale (Yesavage & brink, 1983 )
No
|
PERTANYAAN
|
JAWABAN
|
1
|
Apakah pada dasarnya anda puas
dengan kehidupan anda ?
|
TIDAK
|
2
|
Sudahkah anda meninggalkan
aktivitas dan minat anda ?
|
YA
|
3
|
Apakah anda merasa bahwa hidup
anda kosong ?
|
YA
|
4
|
Apakah anda sering bosan ?
|
YA
|
5
|
Apakah anda mempunyai semangat
setiap waktu ?
|
TIDAK
|
6
|
Apakah anda takut sesuatu akan terjadi
pada anda ?
|
YA
|
7
|
Apakah anda merasa bahagia
disetiap waktu ?
|
TIDAK
|
8
|
Apakah anda merasa jenuh ?
|
YA
|
9
|
Apakah anda lebih suka tinggal
dirumah pada malam hari, dari pada pergi melakukan sesuatu yang baru ?
|
YA
|
10
|
Apakah anda merasa bahwa anda
lebih banyak mengalami masalah dengan ingatan anda daripada yang lainnya ?
|
YA
|
11
|
Apakah anda berfikir sangat
menyenangkan hidup sekarang ini ?
|
TIDAK
|
12
|
Apakah anda merasa tidak berguna
saat ini ?
|
YA
|
13
|
Apakah anda merasa penuh berenergi
saat ini ?
|
TIDAK
|
14
|
Apakah anda saat ini sudah tidak
ada harapan lagi ?
|
YA
|
15
|
Apakah anda berfikir banyak orang
yang lebih baik dari anda ?
|
YA
|
Keterangan : Nilai 1 poin untuk
setiap respon yang cocok dengan jawaban ya dan tidak setelah pertanyaan.
NILAI 5 ATAU LEBIH DAPAT MENANDAKAN
DEPRESI
KARAKTERISTIK
BICARA
Karakteristik bicara meliputi :
pemahaman , artikulasi, jeda, kualitas, kuantitas dan koheren. Faktor budaya
dapat mempengaruhi karakteristik bicara.
Observasi untuk mengkaji
karakteristik bicara :
- Apakah klien dapat menjawab sesuai dengan pertanyaan yang diajukan ?
- Apakah jeda bicara normal, lambat atau cepat ?
- Apakah nada suara menunjukan perasaan tertentu seperti marah, bermusuhan, sedih, putus asa, dll ?
- Apakah suara terdengar lembut atau keras ?
- Apakah adal kesulitan artikulasi ?
- Apakah kalimat – kalimat yang diucapkan lansia koheren ?
- Apakah terdapat faktor – faktor dibawah ini yang dapat berpengaruh terhadap karakteristik bicara seperti : mulut kering, ompong, adanya efek medikasi atau alcohol ?
- Apakah ada tanda – tanda agnosia, pengulangan kata atau aphasia ?
ORIENTASI
Orientasi meliputi orientasi
terhadap tempat, orang dan waktu.
Wawancara untuk mengkaji orientasi
klien :
- Orang : Siapakah nama anda, Siapakah nama anak anda ? Siapakah nama istri/ suami anda ?, dll
- Waktu : Jam berapa sekarang ? , Kapan waktu anda makan pagi ? Hari apa sekarang ? , Bualan apa sekarang ? , dll
- Tempat : Dimanakan saudara saat ini ? , Dimanakah alamat saudara ? Apa nama kota ini ? , Apakah nama tempat ini ? dll.
PERHATIAN
DAN KONSENTRASI
Perawat harus mengobservasi dan
mencatat respon yang ditampilkan oleh lansia pada saat pengkajian , yaitupada
saat menjawab pertanyaan.
Observasi untuk mengkaji perhatian
dan konsentrasi :
- Bagaimana tingkah laku klien saat wawancara ?
- Apakah klien bersemangat dalam menjawab pertanyaan ?
- Jika tidak menjawab pertanyaan atau jawaban yang diberikan salah apakah karena tidak mampu, factor cultural atau kurang motivasi ?
- Apakah ada tanda – tanda marah, bermusuhan, sedih, putus asa, dll ?
PENILAIAN
Penilaian merupakan kemampuan
menilai suatu situasi secara benar dengan berbuat sesuai dengan situasi yang
ada.
Observasi dan wawancara yang dapat
dilakukan untuk mengkaji penilaian klien :
- Apakah klien berpakaian dan berdandan sesuai dengan situasi ?
- Apakah klien mengetahui cara mencari pertolongan jika membutuhkan bantuan ?
MEMORI
Memori meliputi memori baru, memori
jangka pendek dan memori jangka panjang. Gangguan memori dapat
mengidentifikasikan adanya gangguan intelektual/ kognitif. The Short Portable
Mental Status Quesionnaire ( SPMQ ) digunakan untuk mendeteksi tingkat gangguan
intelektual.
Tabel 5. The Short Portable Mental
Status Quesionnaire ( SPMQ )
No
|
PERTANYAAN
|
JAWABAN
|
|
BETUL
|
SALAH
|
||
1
|
Tanggal berapa hari ini ?
|
||
2
|
Hari apakah hari ini ?
|
||
3
|
Apakah nama tempat ini ?
|
||
4
|
Berapa no. telepon rumah anda ?
|
||
5
|
Berapa usia anda ?
|
||
6
|
Kapan anda lahir ( Tgl/Bln/ Thn )
?
|
||
7
|
Siapakah nama presiden sekarang ?
|
||
8
|
Siapakah nama presiden sebelumnya
?
|
||
9
|
Siapakah nama ibu anda ?
|
||
10
|
5 + 6 adalah ?
|
Keterangan :
Jumlah kesalahan :
- 0 – 2 kesalahan : Baik
- 2 – 4 kesalahan : Gangguan ringan
- 5 – 7 kesalahan : Gangguan sedang
- 7 – 10 kesalahan : Gangguan berat
PERSEPSI
Persepsi adalah daya mengenal benda,
kualitas, hubungan dan perbedaan melalui proses mengamati, mengetahui dan
mengartikan setelah panca indranya mendapatkan rangsang.
Tabel 3 Temuan – temuan pada
Gangguan persepsi
Persepsi
|
Keterangan
|
Halusinasi
|
Persepsi panca indra tanpa
objek/rangsang sensorik. Jenis : Visual, Akustik, olfaktorik, gustatorik, dan
taktil
|
Ilusi
|
Persepsi / interpretasi yang salah
terhadap suatu rangsang sensorik.
|
Pada lansia gangguan persepsi
biasanya berhubungan dengan demensia, depresi dan delirium.
Beberapa alasan pengkajian gangguan
persepsi pada lansi sulit dilakukan adalah :
- Klien berusaha mennyembunyikan adanya gangguan persepsi ?
- Jika gangguan persepsi muncul akibat isolasi sosial, pengkajian sulit dilakukan
- Diperlukan pengamatan yang jeli
- Pengaruh latar belakang budaya
ISI
DAN PROSES PIKIR
Proses pikir dapat dikaji pada saat
dilakukan wawancara.
Tabel 3 Temuan – temuan pada Proses
pikir
PROSES
PIKIR
|
KETERANGAN
|
Inkoherensi
|
Arus pikiran kacau, pikiran/ kata
– kata tanpa hubungan logis, atau tidak mengikuti aturan tata bahasa.
|
Asosiasi pikiran longgar
|
Pokok pikiran satu pindah ke pokok
pikiran lain tanpa hubungan yang jelas/ relevan.
|
Waham/ Delusi
|
Isi pikiran yang salah, tidak
sesuai dengan realitas yang diyakini dan tidak dapat dikoreksi dengan akal
sehat. Contoh : waham kebesaran, paranoid, nihilistik
|
Obsesi
|
Pikiran yang terus menerus
mendesak dalam kesadaran dan tidak dapat dihilangkan dengan cara yang logis,
klien menyadari hal tersebut tidak wajar , berkaitan dengan kecemasan.
|
Fobia
|
Ketakutan irasional terhadap suatu
objek atau situasi dan berusaha menghindarinya. Klien sadar akan kondisi
tersebut.
|
III. PENUTUP
Pengkajian status mental pada lansia
merupakan proses yang komplek yang membutuhkan kemampuan komunikasi yang baik
dan pertimbangan sosio kultural. Perawat harus dapat memberikan lingkungan yang
nyaman saat wawancara dan mengatasi hambatan dalam berkomunikasi dengan lansia
.
Dengan memeperhatikan prinsip –
prinsip dan cara – cara yang efektif untuk berkomunikasi dengan lansia
diharapkan akan mengurangi kendala – kendala dan hambatan – hambatan dalam
komunikasi dengan lansia sehingga dapat melakukan intervensi keperawatan yang
dapat untuk memenuhi kebutuhan lansia.
REFERENSI
- Jeri B. Brown. Nancy K. Bedford, Sarah S. White. (1999). Gerontological Protocols for Nurse Practitioners. Lippincott, Philadelphia.
- Miller, C.A. (1995). Nursing care of olders adults : Theory and practice. Philadelpia : JB Lippincott. Lippincott, Philadelphia
- Staab,A.,S., & Hodges,l.,C.,(1996 ) Gerontological Nursing: Adaptation to the aging process
- Matteson, M.A. and Mc. Connel, E.S. (1988). Gerontological Nursing : Concepts and practice. Philadelpia : WB Saunders Company.
- Sheila L. Molony, Cristine M, Waszynski, Courtney H Leyder. (1999). Gerontological Nursing. Appleton & Lange. Conecticut.
- Stuart, G.W and Sundeen, S.J, 1995. principles and practice of psychiatric nursing, St. Louis, Mosby Year Book.
- Beck, CM, Rawlins and Williams, S.R, 1996, Mental health psychiatric nursing: A Holistic life-Cycle approach, St Louis, Mosby Co.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar