askep
MCI
A. Latar Belakang
Miokard Infark merupakan
keadaan yang berat disebabkan oleh oklusi mendadak pembuluh koroner atau
cabangnya yang mengalami aterosklerosis/ penyumbatan.
Penyakit jantung koroner (PJK)
merupakan kelompok penyakit jantung yang terutama disebabkan penyempitan arteri
koronaria akibat proses aterosklerosis atau spasme koroner, atau kombinasi dari
keduanya. Secara statistik, angka kejadian penyakit jantung koroner di dunia
terus meningkat dari tahun ke tahun, baik di negara berkembang maupun negara
maju. Di Amerika misalnya, sekitar 500.000 orang meninggal akibat penyakit ini
tiap tahunnya. Di Eropa, 40.000 dari 1 juta orang juga menderita penyakit
jantung koroner.
Oleh Karena itu kami mengangkat
masalah tentang infark miokardium ini,dengan tujuan agar pembaca dapat mengerti
mengapa angka kejadian itu cukup tinggi.
B.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan Umum penulisan
makalah ini adalah Untuk
Menjelaskan secara terperinci tentang MCI beserta askep nya.
Tujuan Khusus dari makalah ini
adalah untuk:
1. Agar Mahasiswa/i mengetahui Apa itu Infark Miokardium
2. Agar mahasiswa mengerti dan memahami
tentang penyakit Infark Miokard dan asuhan keperawatan pada penderita
Infark miokard
C. Ruang Lingkup
Dalam penulisan
makalah ini kami hanya membatasi masalah pada penyakit Miokard Infark dan
Asuhan keperawatan pada penderita Miokard Infark.
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini kami mengunakan metode
deskriptif yaitu metode yang mengambarkan tentang pengertian dari Infark
Miokard dan Asuhan keperawatan pada penderita Infark Miokard dan disesuaikan
dengan literatur yang digunakan.
E.
Sistematika Penulisan
Sistematika
penulisan makalah ini terdiri dari :
BAB I : Pendahuluan, yang terdiri
dari Latar Belakang, Tujuan Penulisan, dan Sistematika penulisan
BAB II: Tinjauan Teoritis yang
terdiri atas : Anatomi dan fisiologi sistem kardiologi,Konsep dasar
penyakit yang terdiri dari: Pengertian dari Miokard
Infark,Etiologi,Patofisiologi,Manifestasi klinis, Komplikasi, Pemeriksaan
diagnostik, Pencegahan, Penatalaksanaan.
BAB III: Penutup yang terdiri atas
kesimpulan dan saran
Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Anatomi Fisiologi Sistem Kardiologi
Jantung adalah salah satu organ
tubuh yang paling vital fungsinya dibandingkan dengan organ tubuh vital
lainnya. Dengan kata lain, apabila fungsi jantung mengalami gangguan maka besar
pengaruhnya terhadap organ-organ tubuh lainya terutama ginjal dan otak. Karena
fungsi utama jantung adalah sebagai single pompa yang memompakan darah ke
seluruh tubuh untuk kepentingan metabolisme sel-sel demi kelangsungan hidup.
Untuk itu, siapapun orangnya sebelum belajar EKG harus menguasai anatomi &
fisiologi dengan baik dan benar.
1.
Ukuran,Posisi atau letak Jantung
Secara anatomi ukuran jantung sangatlah variatif. Dari
beberapa referensi yang saya baca, ukuran jantung manusia mendekati ukuran
kepalan tangannya atau dengan ukuran panjang kira-kira 5" (12cm) dan lebar
sekitar 3,5" (9cm). Jantung terletak di belakang tulang sternum, tepatnya
di ruang mediastinum diantara kedua paru-paru dan bersentuhan dengan diafragma.
Bagian atas jantung terletak dibagian bawah sternal notch, 1/3 dari jantung
berada disebelah kanan dari midline sternum , 2/3 nya disebelah kiri dari
midline sternum. Sedangkan bagian apek jantung di interkostal ke-5 atau tepatnya
di bawah puting susu sebelah kiri.
2. Lapisan Pembungkus Jantung
Jantung di bungkus oleh sebuah lapisan yang disebut lapisan
perikardium, di mana lapisan perikardium ini di bagi menjadi 3 lapisan yaitu :
a. Lapisan fibrosa, yaitu lapisan
paling luar pembungkus jantung yang melindungi jantung ketika jantung mengalami
overdistention. Lapisan fibrosa bersifat sangat keras dan bersentuhan langsung
dengan bagian dinding dalam sternum rongga thorax, disamping itu lapisan
fibrosa ini termasuk penghubung antara jaringan, khususnya pembuluh darah besar
yang menghubungkan dengan lapisan ini (exp: vena cava, aorta, pulmonal arteri
dan vena pulmonal).
b. Lapisan parietal, yaitu bagian dalam
dari dinding lapisan fibrosa
c. Lapisan Visceral, lapisan perikardium
yang bersentuhan dengan lapisan luar dari otot jantung atau epikardium.
diantara lapisan pericardium parietal dan lapisan perikardium visceral terdapat
ruang atau space yang berisi pelumas atau cairan serosa atau yang disebut
dengan cairan perikardium. Cairan perikardium berfungsi untuk melindungi dari
gesekan-gesekan yang berlebihan saat jantung berdenyut atau berkontraksi.
Banyaknya cairan perikardium ini antara 15 - 50 ml, dan tidak boleh kurang atau
lebih karena akan mempengaruhi fungsi kerja jantung
3.Lapisan Otot Jantung
lapisan otot jantung terbagi menjadi
3 yaitu :
a. Epikardium,yaitu bagian luar otot
jantung atau pericardium visceral.
b. Miokardium, yaitu jaringan utama
otot jantung yang bertanggung jawab atas kemampuan kontraksi jantung.
c. Endokardium, yaitu lapisan tipis
bagian dalam otot jantung atau lapisan tipis endotel sel yang berhubungan
langsung dengan darah dan bersifat sangat licin untuk aliran darah, seperti
halnya pada sel-sel endotel pada pembuluh darah lainnya.
4.
Katup Jantung
Katup jatung terbagi menjadi 2
bagian, yaitu katup yang menghubungkan antara atrium dengan ventrikel dinamakan
katup atrioventrikuler, sedangkan katup yang menghubungkan sirkulasi sistemik
dan sirkulasi pulmonal dinamakan katup semilunar. Katup atrioventrikuler
terdiri dari katup trikuspid yaitu katup yang menghubungkan antara atrium kanan
dengan ventrikel kanan, katup atrioventrikuler yang lain adalah katup yang
menghubungkan antara atrium kiri dengan ventrikel kiri yang dinamakan dengan
katup mitral atau bicuspid. Katup semilunar terdiri dari katup pulmonal yaitu
katup yang menghubungkan antara ventrikel kanan dengan pulmonal trunk, katup
semilunar yang lain adalah katup yang menghubungkan antara ventrikel kiri
dengan asendence aorta yaitu katup aorta.
Katup berfungsi mencegah aliran
darah balik ke ruang jantung sebelumnya sesaat setelah kontraksi atau sistolik
dan sesaat saat relaksasi atau diastolik. Tiap bagian daun katup jantung diikat
oleh chordae tendinea sehingga pada saat kontraksi daun katup tidak terdorong
masuk keruang sebelumnya yang bertekanan rendah. Chordae tendinea sendiri
berikatan dengan otot yang disebut muskulus papilaris.
5. Ruang,Dinding & Pembuluh Darah Besar Jantung
Jantung kita dibagi menjadi 2 bagian
ruang, yaitu :
a. Atrium (serambi)
b. Ventrikel (bilik)
Karena atrium hanya memompakan darah
dengan jarak yang pendek, yaitu ke ventrikel. Oleh karena itu otot atrium lebih
tipis dibandingkan dengan otot ventrikel.
Ruang atrium dibagi menjadi 2, yaitu
atrium kanan dan atrium kiri. Demikian halnya dengan ruang ventrikel, dibagi
lagi menjadi 2 yaitu ventrikel kanan dan ventrikel kiri. Jadi kita boleh
mengatakan kalau jantung dibagi menjadi 2 bagian yaitu jantung bagian kanan
(atrium kanan & ventrikel kanan) dan jantung bagian kiri (atrium kiri &
ventrikel kiri). Kedua atrium memiliki bagian luar organ masing-masing yaitu
auricle. Dimana kedua atrium dihubungkan dengan satu auricle yang berfungsi
menampung darah apabila kedua atrium memiliki kelebihan volume.
Kedua atrium bagian dalam dibatasi
oleh septal atrium. Ada bagian septal atrium yang mengalami depresi atau yang
dinamakan fossa ovalis, yaitu bagian septal atrium yang mengalami depresi
disebabkan karena penutupan foramen ovale saat kita lahir.
Ada beberapa ostium atau muara
pembuluh darah besar yang perlu anda ketahui yang terdapat di kedua atrium,
yaitu :
a. Ostium Superior vena cava, yaitu
muara atau lubang yang terdapat diruang atrium kanan yang menghubungkan vena
cava superior dengan atrium kanan.
b. Ostium Inferior vena cava, yaitu
muara atau lubang yang terdapat di atrium kanan yang menghubungkan vena cava
inferior dengan atrium kanan.
c. Ostium coronary atau sinus
coronarius, yaitu muara atau lubang yang terdapat di atrium kanan yang menghubungkan
sistem vena jantung dengan atrium kanan.
d. Ostium vena pulmonalis, yaitu muara
atau lubang yang terdapat di atrium kiri yang menghubungkan antara vena
pulmonalis dengan atrium kiri yang mempunyai 4 muara. Bagian dalam kedua ruang
ventrikel dibatasi oleh septal ventrikel, baik ventrikel maupun atrium dibentuk
oleh kumpulan otot jantung yang mana bagian lapisan dalam dari masing-masing
ruangan dilapisi oleh sel endotelium yang kontak langsung dengan darah. Bagian
otot jantung di bagian dalam ventrikel yang berupa tonjolan-tonjolan yang tidak
beraturan dinamakan trabecula. Kedua otot atrium dan ventrikel dihubungkan
dengan jaringan penghubung yang juga membentuk katup jatung dinamakan sulcus
coronary, dan 2 sulcus yang lain adalah anterior dan posterior interventrikuler
yang keduanya menghubungkan dan memisahkan antara kiri dan kanan kedua
ventrikel.
Perlu anda ketahui bahwa tekanan
jantung sebelah kiri lebih besar dibandingkan dengan tekanan jantung sebelah
kanan, karena jantung kiri menghadapi aliran darah sistemik atau sirkulasi
sistemik yang terdiri dari beberapa organ tubuh sehingga dibutuhkan tekanan
yang besar dibandingkan dengan jantung kanan yang hanya bertanggung jawab pada
organ paru-paru saja, sehingga otot jantung sebelah kiri khususnya otot
ventrikel sebelah kiri lebih tebal dibandingkan otot ventrikel kanan.
6. Pembuluh Darah Besar
Jantung
Ada
beberapa pembuluh besar yang perlu anda ketahui, yaitu:
a. Vena cava superior, yaitu vena besar
yang membawa darah kotor dari bagian atas diafragma menuju atrium kanan.
b. Vena cava inferior, yaitu vena besar
yang membawa darah kotor dari bagian bawah diafragma ke atrium kanan.
c. Sinus Coronary, yaitu vena besar di
jantung yang membawa darah kotor dari jantung sendiri.
d. Pulmonary Trunk,yaitu pembuluh darah
besar yang membawa darah kotor dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis
e. Arteri Pulmonalis, dibagi menjadi 2
yaitu kanan dan kiri yang membawa darah kotor dari pulmonary trunk ke kedua
paru-paru.
f.
Vena pulmonalis, dibagi
menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah bersih dari kedua paru-paru
ke atrium kiri.
g. Assending Aorta, yaitu pembuluh
darah besar yang membawa darah bersih dari ventrikel kiri ke arkus aorta ke
cabangnya yang bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian atas.
h. Desending Aorta,yaitu bagian aorta
yang membawa darah bersih dan bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian
bawah.
7. Siklus Jantung
Pembuluh darah
pada pereedaran darah kecil, terdiri atas :
a. Arteri
pulmonalis, merupakan pembuluh darah yang keluar dari ventrikel dekstra menuju
keparu – paru,. Mempunyai dua cabang yaitu dekstra dan sinestra untuk paru –
paru kanan dan kiri yang banyak mengandung CO2 di dalam darahnya.
b. Vena
pulmonalis, merupakan vena pendek yang membawa darah dari paru – paru masuk ke
jantung bagian atrium sinistra. Di dalam berisi dalam yang banyak mengandung O2.
Pembuluh darah
pada peredaran darah besar, yaitu ; aorta, merupaka pembuluh darah arteri yang
besar yang kelurdari jantung bagian vantrikel sinistra melalui aorta asendens
lalu membelok ke belakang melalui radiks pulmonolis sinistra, turun sepanjang
kolumna vertebralis menembus diafragma lalu menurun ke bagian perut.
Jalannya arteri
terbagi atas tiga bagian ;
a. Aorta
asendens, aorta yang naik ke atas dengan panjangnya + 5 cm, cabangnya
arteri koronaria masuk ke jantung.
b. Arkus
aurta, yaitu bagian aorta yang melengkung arah kekiri, di depan trakea sedikit
ke bawah sampai vena torakalis IV. Cabang – cabangnya : Arteri brakia sefalika
atau arteri anomina, Arteri subklavia sinistra dan arteri karotis komunis
sinistra.
c. Aorta
desendens, bagian aorta yang menurun mulai dari vertebra torakalis IV sampai
vetebra lumbalis IV.
B. Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian Miokard Infark
Miokard Infark adalah nekrosis miokard akibat akibat
aliran darah ke otot jantung terganggu.Miokard Infark adalah kematian
sebagian otot jantung (miokard) secara mendadak akibat terhentinya sirkulasi
koroner yang ditandai dengan adanya sakit dada yang khas lebih dari 30 menit,
tidak hilang dengan istirahat dan dengan pemberian antiangina (nitrogliserin).
(Rokhaeni, et. Al. 2001).
Infark miokardium mengacu pada
proses Rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat
sehingga aliran darah koroner berkurang (Smeltzer & Bare, 2002)
2. Etiologi
Miokard infark disebabkan oleh
karena atherosklerosis atau penyumbatan total atau sebagian oleh emboli dan
atau thrombus.Adapun faktor resiko yang menyebabkan terjadinya Miokard Infark adalah ;Faktor resiko yang dapat di ubah ada
2 yaitu mayor dan minor. Mayor yaitu Merokok, hipertensi, obesitas,
hiperlipidemia, hiperkolesterolemia dan pola makan (diit tinggi lemak dan
tinggi kalori). Sedangkan yang minor yaitu Stress, kepribadian tipe A (emosional,
agresif, dan ambivalen) dan inaktifitas fisik.
Faktor resiko yang tidak dapat
diubah yaitu Hereditas/keturunan, Usia lebih dari 40 tahun, Ras, insiden lebih
tinggi pada orang berkulit hitam. Sex, pria lebih sering terjadi dari pada
wanita.
3. Patofisiologi
Miokard Infark adalah kematian
sel-sel miokardium yang terjadi akibat kekurangan oksigen berkepanjangan. Hal
ini adalah respons letal terakhir terhadap iskemia miokardium yang tidak
teratasi. Sel-sel miokardium mulai mati setelah sekitar 20 menit mengalami
kekurangan oksige. Setelah periode ini, kemampuan sel untuk menghasilkan ATP
secara aerobis lenyap, dan sel tidak dapat memenuhi kebutuhan energinya.
Tanpa ATP, pompa natrium-kalium
berhenti dan sel terisi ion natrium dan air yang akhirnya menyebabkan sel pecah
(lisis). Dengan lisis, sel mencederai sel-sel disekitarnya. Protein-protein
introsel, yang mencederai sel-sel disekitarnya mulai mendapat akses kesirkulasi
sistematik dan ruang intersfitium dan ikut menyebabkan edema dan pembengkakan
intersfitium disekitar sel miokardium. Akibat kematian sel, tercetus reaksi
peradangan. Di tempat peradangan,terjadi penimbunan trombosit dan pelepasan
faktor-faktor pembekuan. Terjadi degranulasi sel mast yang menyebabkan
pelepasan histamin dan berbagai prostagtandin. Sebagian bersifat
yasokonstriktif dan sebagian merangsang pembekuan (tromboksan).
Efek Miokard Infark pada
depolarisasi jantung. Dengan dilepaskannya berbagai enzim intrasel dan ion
kalium serta penimbunan asam laktat, jalur-jalur hantaran listrik jantung
terganggu. Hal ini dapat menyebabkan hambatan depolatisasi atrium atau
ventrikel, atau timbulnya suatu disritmia.
Efek Miokard Infark pada kontraktilitas jantung dan tekanan darah. Dengan matinya sel-sel otot, dan karena pola listrik jantung berubah, maka pemompaan jantung menjadi kurang terkoordinasi sehingga kontraktilitasnya menurun. Volume sekuncup menurun sehingga terjadi penurunan tekanan darah sitemik.
Walaupun sebagian individu tidak memperlihatkan tanda-tanda jelas Miokard Infark, biasanya pasien yang terkena AMI akan merasakan nyeri dengan awitan yang mendadak, timbul mual yang berkaitan dengan nyeri yang hebat, perasaan lemas yang berkaitan dengan penurunan aliran darah ke otot – otot rangka. Kulit yang dingin dan pucat akibat vasokonstriksi sipatis, pengeluaran urine berkurang karena penurunan aliran darah ginjal serta peningkatan aldosteron dan ADH, Takikardi akibat dari peningkatan stimulasi simpatis jantung, serta keadaan mental berupa rasa cemas bear disertai perasaan mendekati kematian.
Efek Miokard Infark pada kontraktilitas jantung dan tekanan darah. Dengan matinya sel-sel otot, dan karena pola listrik jantung berubah, maka pemompaan jantung menjadi kurang terkoordinasi sehingga kontraktilitasnya menurun. Volume sekuncup menurun sehingga terjadi penurunan tekanan darah sitemik.
Walaupun sebagian individu tidak memperlihatkan tanda-tanda jelas Miokard Infark, biasanya pasien yang terkena AMI akan merasakan nyeri dengan awitan yang mendadak, timbul mual yang berkaitan dengan nyeri yang hebat, perasaan lemas yang berkaitan dengan penurunan aliran darah ke otot – otot rangka. Kulit yang dingin dan pucat akibat vasokonstriksi sipatis, pengeluaran urine berkurang karena penurunan aliran darah ginjal serta peningkatan aldosteron dan ADH, Takikardi akibat dari peningkatan stimulasi simpatis jantung, serta keadaan mental berupa rasa cemas bear disertai perasaan mendekati kematian.
4. Manifestasi Klinis
a. Kejadian miokard infark sering didahului oleh faktor
pencetus yang utama adalah kegiatan fisik yang berat dan stress emosi. Rasa
nyeri bervariasi intensitasnya, kebanyakan nyeri hebat lamanya 30 menit sampai
beberapa jam, sifatnya seperti ditusuk-tusuk, ditekan, tertindik, dipaku,
dibor, dibakar, lokasi nyeri biasanya pada regio sternal dapat menjalar pada
kedua sisi dada, bahu, leher, rahang, dagu, pinggang dan lengan kiri.
b. Mual dan muntah diakibatkan karena nyeri hebat dan reflek
vasosegal yang disalurkan dari area kerusakan miokard ke traktus gastro
intestinal
c. Dyspnea, takikardia dan peningkatan frekuensi pernafasan
d. Keletihan
e. Rasa cemas, gelisah dan kadang marah respon psikologis
sebagai akibat serangan jantung yang menyiksa dan ketakutan akan mati serta
pengalaman syok dan nyeri sebelumnya.
f. Panas-demam kadang didapatkan
pada pasien miokard infark sebagai respon peradangan
5. Komplikasi
a. Emboli
b. Syok,merupakan tanda infark yang
luas
c. Aritmia,yang banyak sebagai penyebab
kematian
d. Gagal jantung kiri sebagai akibat
gagalnya pungsi pompa, sehingga terjadi bendungan paru- paru diikuti dengan
bronkoneumonia
e. Ruptur jantung yang disebabkan
lemahnya bagian yang mengalami nekrosis sehingga robek.
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Elektrokardiografi (EKG) Adanya elevasi segmen ST pada sadapan
tertentu.
b. Ekokardiogram,Digunakan untuk mengevaluasi lebih jauh
mengenai fungsi jantung khususnya fungsi vertrikel dengan menggunakan gelombang
ultrasoouns.
c. Laboratorium- Peningkatan enzim CK-MB, CK 3-8 jam setelah
sernagan puncaknya 10-30 gram dan normal kembali 2-3 hari- Peningkatan LDH
setelah serangan puncaknya 48-172 jam dan kembali normal 7-14 hari- Leukosit
meningkat 10.000 – 20.000 kolesterol atau trigliserid meningkat sebagai akibat
aterosklerosis.
d. Foto thorax rontgen tampak normal, apabila terjadi gagal
jantung akan terlihat pada bendungan paru berupa pelebaran corakan vaskuler
paru dan hipertropi ventrikel.
e. Percutaneus Coronary Angiografi (PCA) Pemasangan kateter
jantung dengan menggunakan zat kontras dan memonitor x-ray yang mengetahui
sumbatan pada arteri koroner.
f. Tes Treadmill Uji latih
jantung untuk mengetahui respon jantung terhadap aktivitas
ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN MIOCARDIUM INFARK
A. Pengkajian
Pengkajian
mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara pengumpulan riwayat kesehatan,
pengkajian fisik, pemeriksaan laboraturium dan diagnostik, serta review catatan
sebelumnya.(Doenges, 2000:hal 6)
Pengkajian
dasar menurut Doenges (2000) pada klien dengan Miokard Infark adalah
1. Data biografi meliputi nama klien,
umur,jenis kelamin,agama ,suku, pendidikan,status perkawinan, alamat, tanggal
masuk rumah sakit, nomor registrasi medik, ruangan dan diagnosa medis.
2. Riwayat kesehatan yang lalu berupa
penyakit dahulu yang berhubungan dengan keluhan sekarang.
3. Riwayat keluhan sekarang meliputi kapan
keluhan itu timbul, apakah sudah berobat dan kelihan yamg dirasakan.
4. Data kebutuhan fisiologis dasar
a. Aktivitas/
istirahat
Gejala:
Kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup menetap, olah raga tidak
teratur.
Tanda
: Takikardi, dispnea pada istirahat/ aktivitas
b. Sirkulasi
Tanda:
Penyakit arteri koroner, masalah TD dan DM.
c. Eliminasi
Tanda
:Normal atau bunyi usus menurun
d. Makanan / cairan
Gejala
: Mual, kehilangan nafsu makan nyeri ulu hati, bersendawa.
Tanda : Penurunan turgor kulit ; kulit kering/ berkeringat, muntah, perubahan BB.
Tanda : Penurunan turgor kulit ; kulit kering/ berkeringat, muntah, perubahan BB.
e. Neuresensori
Gejala
: Pusing
Tanda
: Perubahan mental dan kelemahan
f.
Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala:
Nyeri dada yang timbulnya mendadak, tidak hilang dengan istirahat atau
nitroglisesin. Lokasi tipikal pada dada anterior, substemal, dapat menyebar
ketangan, rahang, wajah. Lokasi tidak tentu bisa di epigastium, siku, rahang,
aldomen, punggung leher.
Kulaitas
: chrusing, menyempit, berat, menetap, tertekan, seperti dapat terlihat.
Intensitas : biasanya l10 pada skala 1-10; mungkin pengalaman nyeri paling
buruk yang pernah dialami.
Tanda:
wajah meringis, perubahan postur tubuh, menangis, merintih, meregang, menggeliat,
menarik diri, kehilangan kontak mata.
g. Pernafasan
Gejala:
Dispnea dengan alat tanpa kerja, dispnea nokturnal, batuk dengan/ tanpa riwayat
merokok, penyakit pernafasan kronis.
Tanda:
Peningkatan frekuensi pernafasan, nafas sesak/ kuat pucat atau sianosis, bunyi
nafas bersih atau krekle/ mengi, sputum bersih, merah muda kental.
B. Diagnosa dan Intervensi
Menurut Doenges
adapun diagnosa serta intervensi yang dilakukan pada klien dengan Infark
miokard yaitu:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai oksigen miokard dan kebutuhan.
Kriteria
hasil :Mendemonstrasikan peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur/
maju dengan frekuensi jantung/ irama dan TD dalam batas normal pasien dan kulit
hangat, merah muda dan kering.
Melaporkan tak adanya angina/ terkontrol dalam tentang waktu selama pemberian obat.
Melaporkan tak adanya angina/ terkontrol dalam tentang waktu selama pemberian obat.
Intervensi
;
a. Catat/ dokumentasikan frekuensi
jantung, irama, dan perubahan TD sebelum, selama, sesudah aktivitas sesuai
indikasi.
b. Tingkatkan istirahat di tempat tidur
batasi aktivitas.
c. Batasi pengunjung atau kunjungan
oleh pasien
d. Anjurkan pasien menghindari
peningkatan tekanan abdomen, contoh mengejan saat defekasi.
e. Jelaskan pola peningkatan bertahap
dari tingkat aktivitas, contoh bangun dari kursi bila tak ada nyeri, ambulasi
dan istirahat selama 1 jam setelah makan.
f.
Kaji ulang tanda/ gejala yang
menunjukkan tidak toleran terhadap aktivitas atau memerlukan pelaporan pada
perawat atau dokter.
g. Kolaborasi, rujuk ke program
rehabilitasi jantung.
(Doenges, ME. 1999: 88)
(Doenges, ME. 1999: 88)
- Kecemasan berhubungan dengan kehilangan status kesehatan.
Kriteria
hasil :
a. Pasien dapat menyatakan kecemasan status kesehatan.
b. Pasien dapat beristirahat dengan tenang
c. Nadi dalam batas normal
d. Ekspresi wajah ceria/ rileks
Intervensi:
a. Berikan dorongan terhadap
tahap-tahap proses kehilangan status kesehatan yang timbul.
b. Berikan privacy dan lingkungan yang
nyaman.
c. Batasi staf perawatan/ petugas
kesehatan yang menangani pasien.
d. Observasi bahasa non verbal dan
bahasa verbal dari gejala-gejala kecemasan.
e. Temani pasien bila gejala-gejala
kecemasan timbul.
f. Berikan kesempatan bagi pasien untuk
mengekspresikan perasaan.
g. Hindari konfrontasi dengan pasien.
h. Berikan informasi tentang program.
i. Hargai setiap pendapat dan keputusan
pasien.
j. Anjurkan istirahat sesuai dengan
yang diprogramkan
k. Lakukan komunikasi terapotik (FKUI,
1993: 12)
- Resiko tinggi penurunan curah jantung b.d penyumbatan pembuluh darah arteri koronaria, perubahan frekuensi suplai O2 ke jantung.
Kriteria
hasil :
a. Mempertahankan stabilitas hemodinamik, contoh TD, curah
jantung dalam tentang normalhaluaran urine adekuat, tidak ada disritmia/
menurun.
b. Melaporkan penurunan episode dispnea, angina.
c. Mendemonstrasikan peningkatan
toleransi terhadap aktivitas.
Intervensi
:
a. Auskultasi TD, bandingkan kedua tengan dan ukur dengan
tidur, duduk dan berdiri bila bisa.
b. Evaluasi kualitas dan kesamaan nadi sesuai indikasi.
c. Catat terjadinya S3, S4.
d. Adanya murmur/ gesekan.
e. Auskultasi bunyi nafas.
f. Pantau frekuensi jantung dan irama.
Catat distritmia melalui telemetri.
g. Kolaborasi O2 tambahan, hepatin-tak sesuai indikasi.
h. Kaji ulang seri EK 6, pantau data laboratorium. (Doenges,
ME. 1999: 92)
- Kurang
pengetahuan tentang proses penyakit berhubungan dengan kurang informasi.
Tujuan :
a. Pasien dapat menjelaskan kembali tentang proses penyakit dan
pengobatan.
b. Pasien tidak bertanya lagi tentang keadaan penyakit dan
program pengobatan.
c. Pasien kooperatif dalam program pengobatan
Intervensi :
a. Kaji tingkat pengetahuan pasien
tentang penyakit dan pengobatannya.
b. Berikan penjelasan tentang penyakit, tujuan pengobatan dan
program pengobatan.
c. Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaannya dan
mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang belum dipahami.
d. Diskusikan pentingnya istirahat sesudah makan, hindari bekerja
terlalu lelah.
e. Diskusikan tentang faktor resiko penyakit jantung seperti :
obesitas dan merokok.
f. Jelaskan pentingnya mencari
pertolongan segera bila sakit dada muncul,dan tindakan yang harus dilakukan
bila sakit dada.
(FKUI.
1993: 11)
DAFTAR
PUSTAKA
Doenges,E Marilymm,et al.(2000). Rencana
Asuhan Keperawatan, Edisi Ketiga. Jakarta: EGC.
Ester, Monica.(2001). Keperawatan
Medikal Bedah Pendekatan Sistem Kardiologi. Jakarta: EGC.
Smeltzer,Suzanne.(2002). Keperawatan
Medikal Bedah, Buku Ajar, Edisi 8,Volume 2. Jakarta:EGC
Kozier, Barbara.et al.(1995). Fundamental
Of Nursing,Fifth Edition, California: Adison Wesley
Google.Infark Miokard.co.id
Google.Sistem Kardoilogi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar