ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DHF
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau disebut Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang
menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan
darah sehingga mengakibatkan perdarahan.
Ditahun 2012 ini cuaca indonesia tak tentu, kadang hujan kadang tidak ini
menyebabkan banyaknya genangan air kecil. Genangan ari ini dijadikan nyamuk
sebagai tempat tinggal edialnya. Tak heran bila banyak berita mengenai
meningkatnya penyakit deman berdarah dengue.dengan menambahnya tingkat sakit di
masyarakat terhadap DHF, maka peran perawat dalam melakukan asuhan keperawatan
harus lebih efektif. Berikut mengenai asuhan keperawatan pasien dengan DHF,
Pengkajian
a. Data subyektif
- Lemah.
- Panas atau demam.
- Sakit kepala.
- Anoreksia, mual, haus, sakit saat menelan.
- Nyeri ulu hati.
- Nyeri pada otot dan sendi.
- Pegal-pegal pada seluruh tubuh.
- Konstipasi (sembelit)
b. Data obyektif
- Suhu tubuh tinggi, menggigil, wajah tampak kemerahan.
- Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor.
- Tampak bintik merah pada kulit (petekia), uji torniquet (+), epistaksis, ekimosis,
- Hiperemia pada tenggorokan.
- Nyeri tekan pada epigastrik.
- Pada palpasi teraba adanya pembesaran hati dan limpa.
- Pada renjatan (derajat IV) nadi cepat dan lemah, hipotensi, ekstremitas dingin,gelisah, sianosis perifer, nafas dangkal.
Pemeriksaan laboratorium pada DHF
akan dijumpai :
- Ig G dengue positif.
- Trombositopenia.
- Hemoglobin meningkat > 20 %.
- Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat).
- Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinemia, hiponatremia, hipokloremia.
Pada hari ke- 2 dan ke- 3 terjadi
leukopenia, netropenia, aneosinofilia, peningkatan limfosit, monosit, dan
basofil
- SGOT/SGPT mungkin meningkat.
- Ureum dan pH darah mungkin meningkat.
- Waktu perdarahan memanjang.
- Asidosis metabolik.
- Pada pemeriksaan urine dijumpai albuminuria ringan.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang ditemukan
pada pasien DHF (Christiante Effendy, 1995) yaitu :
- Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit (viremia).
- Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit.
- Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.
- Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas dinding plasma.
- Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kondisi tubuh yang lemah.
Intervensi Keperawatan
1. Peningkatan suhu tubuh
berhubungan dengan proses penyakit (viremia).
Tujuan :
- Suhu tubuh normal (36 – 370C).
- Pasien bebas dari demam.
Intervensi :
- Kaji saat timbulnya demam. Rasional : untuk mengidentifikasi pola demam pasien.
- Observasi tanda vital (suhu, nadi, tensi, pernafasan) setiap 3 jam. Rasional : tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.
- Anjurkan pasien untuk banyak minum (2,5 liter/24 jam.±7). Rasional : Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak.
- Berikan kompres hangat. Rasional : Dengan vasodilatasi dapat meningkatkan penguapan yang mempercepat penurunan suhu tubuh.
- Anjurkan untuk tidak memakai selimut dan pakaian yang tebal. Rasional : pakaian tipis membantu mengurangi penguapan tubuh.
- Berikan terapi cairan intravena dan obat-obatan sesuai program dokter. Rasional : pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tinggi.
2. Nyeri berhubungan dengan proses
patologis penyakit.
Tujuan :
- Rasa nyaman pasien terpenuhi.
- Nyeri berkurang atau hilang.
Intervensi :
- Kaji tingkat nyeri yang dialami pasien. Rasional : untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami pasien.
- Berikan posisi yang nyaman, usahakan situasi ruangan yang tenang. Rasional : Untuk mengurangi rasa nyeri
- Alihkan perhatian pasien dari rasa nyeri. Rasional : Dengan melakukan aktivitas lain pasien dapat melupakan perhatiannya terhadap nyeri yang dialami.
- Berikan obat-obat analgetik. Rasional : Analgetik dapat menekan atau mengurangi nyeri pasien.
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan
nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
mual, muntah, anoreksia.
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi,
pasien mampu menghabiskan makanan sesuai dengan posisi yang diberikan
/dibutuhkan.
Intervensi :
- Kaji keluhan mual, sakit menelan, dan muntah yang dialami pasien. Rasional : Untuk menetapkan cara mengatasinya.
- Kaji cara / bagaimana makanan dihidangkan. Rasional : Cara menghidangkan makanan dapat mempengaruhi nafsu makan pasien.
- Berikan makanan yang mudah ditelan seperti bubur. Rasional : Membantu mengurangi kelelahan pasien dan meningkatkan asupan makanan .
- Berikan makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering. Rasional : Untuk menghindari mual.
- Catat jumlah / porsi makanan yang dihabiskan oleh pasien setiap hari. Rasional : Untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan nutrisi.
- Berikan obat-obatan antiemetik sesuai program dokter. Rasional : Antiemetik membantu pasien mengurangi rasa mual dan muntah dan diharapkan intake nutrisi pasien meningkat.
- Ukur berat badan pasien setiap minggu. Rasional : Untuk mengetahui status gizi pasien
4. Kurangnya volume cairan tubuh
berhubungan dengan peningkatan permeabilitas dinding plasma.
Tujuan :
- Volume cairan terpenuhi.
Intervensi :
- Kaji keadaan umum pasien (lemah, pucat, takikardi) serta tanda-tanda vital. Rasional : Menetapkan data dasar pasien untuk mengetahui penyimpangan dari keadaan normalnya.
- Observasi tanda-tanda syock. Rasional : Agar dapat segera dilakukan tindakan untuk menangani syok.
- Berikan cairan intravena sesuai program dokter. Rasional : Pemberian cairan IV sangat penting bagi pasien yang mengalami kekurangan cairan tubuh karena cairan tubuh karena cairan langsung masuk ke dalam pembuluh darah.
- Anjurkan pasien untuk banyak minum. Rasional : Asupan cairan sangat diperlukan untuk menambah volume cairan tubuh.
- Catat intake dan output. Rasional : Untuk mengetahui keseimbangan cairan.
5. Gangguan aktivitas sehari-hari
berhubungan dengan kondisi tubuh yang lemah.
Tujuan :
- Pasien mampu mandiri setelah bebas demam.
- Kebutuhan aktivitas sehari-hari terpenuhi
Intervensi :
- Kaji keluhan pasien. Rasional : Untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien.
- Kaji hal-hal yang mampu atau yang tidak mampu dilakukan oleh pasien. Rasional : Untuk mengetahui tingkat ketergantungan pasien dalam memenuhi kebutuhannya.
- Bantu pasien untuk memenuhi kebutuhan aktivitasnya sehari-hari sesuai tingkat keterbatasan pasien. Rasional : Pemberian bantuan sangat diperlukan oleh pasien pada saat kondisinya lemah dan perawat mempunyai tanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari pasien tanpa mengalami ketergantungan pada perawat.
- Letakkan barang-barang di tempat yang mudah terjangkau oleh pasien. Rasional : Akan membantu pasien untuk memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa bantuan orang lain.
Daftar Pustaka
- Buku ajar IKA infeksi dan penyakit tropis IDAI Edisi I. Editor : Sumarmo, S Purwo Sudomo, Harry Gama, Sri rejeki Bag IKA FKUI jkt 2002.
- Christantie, Effendy. SKp, Perawatan Pasien DHF. Jakarta, EGC, 1995
- Prinsip – Prinsip Keperawatan Nancy Roper hal 269 – 267
Tidak ada komentar:
Posting Komentar